Rabu, 30 Mei 2012 | 12:37
JAKARTA- Kalangan industri mendesak kepada Perusahaan Gas Nasional (PGN) agar dapat memberlakukan kenaikan harga gas secara bertahap, tidak sekaligus seperti yang dilakukan saat ini.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (INAplas), Suhat Miyarso di Jakarta, Rabu (30/5), selama ini keberatan kalangan industri disebabkan tingginya beban produksi yang dipikul industri akibat lonjakan harga gas yang sangat tinggi, disisi lain produsen tidak bisa otomatis menyesuaikan harga jual produk ke konsumen karena sudah terikat kontrak.
Akibat kebijakan menaikan harga secara sepihak, industri yang selama ini menggunakan gas tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap PGN yang tidak kunjung memenuhi usulan mereka agar kenaikan harga gas diberlakukan bertahap, tidak sekaligus seperti sekarang ini.
Seperti diketahui, PGN hanya memundurkan pemberlakuan harga gas baru dari 1 Mei menjadi 15 Mei 2012. Namun, harga gas yang dikenakan ke industri tetap sebesar 10,2 dolar AS per MMBTU dari sebelumnya 6,6 dolar AS per MMBTU.
"Kami tidak menolak kenaikan harga yang diberlakukan PGN, namun agar industri tetap hidup maka kenaikan harga seharusnya bertahap dan jangan ambil profit yang terlalu besar," ucap Suhat, berharap.
Suhat merujuk usulan PLN agar kenaikan harga gas untuk tahap awal sebesar 7,75 dolar AS per MMBTU, barulah setiap dua sampai tiga bulan disesuaikan 10 sampai 20 persen, hingga mencapai harga 10,2 dolar AS per MMBTU.
Ia mengatakan, seiring dengan kenaikan gradual tersebut, diharapkan PGN juga secara bertahap menambah pasokan sesuai kebutuhan industri.
"Harus ada 'win-win solution', jangan hanya industri saja yang disuruh menanggung risiko, PGN juga harus ikut memikul beban yang sama," ujarnya.
Suhat menuturkan, apabila kondisi sekarang tetap dipaksanakan, harga naik 10,2 dolar AS per MMBTU, sedangkan volume masih 50 persen akan membuat kalangan industri rugi. Sebab, dengan volume gas yang terbatas membuat utilitas mesin pabrik tidak bisa optimal, sehingga hasil akhirnya menjadi tidak efisien.
"Kalau dibiarkan seperti ini bisa pingsan kita, tetapi jika naik bertahap setidaknya masih ada untung walau tidak banyak. Berilah kesempatan industri untuk bernafas, baru PGN dapat menaikan menjadi 10,2 dolar AS per MMBTU," tukasnya.
Keberatan juga disampaikan PLN. Kepala Divisi BBM dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki kenaikan harga gas juga akan meningkatkan beban subsidi listrik. PLN akan segera mengirimkan permintaan harga khusus tersebut ke PGN.
Kenaikan harga tersebut berlaku bagi pelanggan, termasuk PLN yang mendapat pasokan gas melalui pipa Sumsel-Jabar (South Sumatera-West Java/SSWJ) milik PGN.
Alasan kenaikan dikarenakan harga beli PGN dari ConocoPhillips dan PT Pertamina EP yang memasok SSWJ juga naik per 1 April 2012.
Suryadi juga mengatakan, harga gas yang melalui pipa SSWJ mestinya memakai skema terbuka (open access).
Dengan skema "open access", maka Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi menetapkan sejumlah ongkos (toll fee) tertentu untuk gas yang melewati pipa tersebut.
"Sekarang pun, SSWJ sudah 'open access' yang dipakai sejumlah perusahaan. Dengan demikian, kami minta harga gas langsung dari ConocoPhillips dan ditambah 'toll fee' yang ditetapkan BPH Migas," ucap Suryadi.(ant/hrb)
http://www.investor.co.id/energy/industri-desak-harga-gas-naik-bertahap/37211
No comments:
Post a Comment